BOOT MANAGER
Boot
manager merupakan sebuah aplikasi yang terdapat hampir di seluruh sistem
operasi termasuk linux. Boot manager ini digunakan untuk multiple
boot. Dengan boot manager, kita bisa mengatur proses booting. Bila kita menginginkan OS yang kita gunakan dibaca oleh BIOS tanpa menggunakan Disk
Boot maka kita memerlukan Boot Loader program yang terinstall pada MBR ( Master Boot Record ).
boot. Dengan boot manager, kita bisa mengatur proses booting. Bila kita menginginkan OS yang kita gunakan dibaca oleh BIOS tanpa menggunakan Disk
Boot maka kita memerlukan Boot Loader program yang terinstall pada MBR ( Master Boot Record ).
Boot
loader program dimuat di dalam BIOS komputer dan bertugas untuk membaca
kernel yang ada di dalam suatu sistem operasi serta memberi kendali terhadap
jalannya sistem pada kernel. Kernel akan dapat melakukan inisiasi pada
sistem serta mengendalikannya. Sebagai contoh, saat kita ingin menggunakan 2
sistem operasi pada satu komputer, misal ingin menginstall ubuntu dimana kita
telah menginstall windows vista di komputer. Apabila ubuntu telah terinstall di
hardisk maka secara otomatis ubuntu akan mengeluarkan pilihan booting untuk
multiple boot.
1.) Pengertian
POST (Power On Self Tes)
POST (Power On Self Tes), yaitu test yang dilakukan oleh
komputer / PC untuk mengecek fungsi – fungsi komponen pendukung computer apakah
bekerja dengan baik atau tidak. POST dilakukan pada saat booting (awal nyalanya
mesin), jika komputer mengalami suatu masalah, maka akan terdeteksi gejala
kesalahannya melalui POST dan itu berupa suara peringatan / pesan berupa bentuk
suara yang dihasilkan melalui speaker atau tampilan visual dimonitor. Selain
itu, pesan / peringatan kesalahan juga dapat di deteksi melalui kinerja dari
komputer, misalnya komputer tidak hidup walaupun listrik AC sudah terhubung dam
tombol power sudah ditekan.
POST
memungkinkan user dapat mendeteksi, mengisolasi, menentukan, dan menemukan
kesalahan sehingga dapat memperbaiki penyimpanan atau kerusakan yang terjadi
pada komputer. Mekanisme POST disediakan oleh semua produk komputer atau
motherboard dan tersimpan di dalam ROM atau flash ROM BIOS. Secara umum proses
dan prosedur yang dilakukan dalam POST pada semua produk motherboard sama.
Terdapat beberapa perbedaan yang menjadikan ciri dari produk motherboard
tertentu, tetapi pada dasarnya tetap sama.
2) Prosedur POST (Power On Self Tes)
POST dilakukan setelah komputer dihidupkan dan mulai booting,
proses ini dilakukan oleh BIOS. Adapun urutan prosedur POST sebagai berikut :
a.
Test Power Supply
ditandai dengan lampu power hidup dan kipas pendingin power supply
berputar,
b. Secara
otomatis dilakukan reset terhadap kerja CPU oleh sinyal power good yang
dihasilkan oleh power supply jika dalam
kondisi baik pada saat dihidupkan, kemudian CPU mulai melaksanakan instruksi
awal pada ROM BIOS dan selanjutnya,
c. Pengecekan
terhadap BIOS dan isinya. BIOS harus dapat dibaca. Instruksi awal ROM BIOS
adalah jump (lompat) ke alamat program POST,
d. Pengecekan
terhadap CMOS, CMOS harus dapat bekerja dengan baik. Program POST diawali
dengan membaca data setup (setting hardware awal) pada RAM CMOS setup, sebagai
data acuan untuk pengecekan,
e. Melakukan
pengecekkan CPU, timer (pewaktuan), kendali memori akses langsung, memori bus
dan memori module,
f. Memori
sebesar 16KB harus tersedia dan dapat dibaca / ditulis untuk keperluan ROM BIOS
dan menyimpan kode POST,
g. Pengecekan
Input / Output controller. Controller tersebut harus dapat bekerja untuk
mengontrol proses membaca / menulis data. Termasuk Input / Output untuk VGA
card yang sidah terhubung dengan monitor.
Jika ada salah satu prosedur POST yang tidak berhasil dilewati,
maka komputer akan menerima peringatan kesalahan dari POST. Peringatan
kesalahan berupa kode beep yang dikeluarkanmelalui speaker yang terhubung
dengan motherboar (intinya speaker dimotherboard) atau tampilan dilayar monitor
sesuai dengan standar masing – masing motherboard.